Rupiah Anjlok Rakyat Merosot
![]() |
Ilustrasi buatan sendiri |
Assalaamu A’laikum. Bros, tadi kan aku habis baca – baca
berita di internet dengan melemahnya Rupiah sebagai topik yang dibahas di
sebuah websites. Itu berita kan kubaca dengan seksama dan aku mulai terkejut
dengan keadaan yang ada. Aaaduh, kok bisa jadi kayak gini ya? Padahal sebelum
tahun 2018, keadaan mata uang rupiah tidak separah ini yakni hampir menyentuh
angka Rp 15.000 per Dollar AS. Mendengar hal ini Pak Presiden Joko Widodo
mengatakan bahwasanya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS tidak
hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di beberapa negara lain. Ini
berkaitan dengan gempuran faktor eksternal yang bertubi – tubi baik yang
berkaitan dengan kenaikan suku bunga di AS, perang dagang AS dan Cina, dan yang
berkaitan dengan krisis yang ada di Turki dan Argentina. Kata Pak Presiden Joko
Widodo di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta pada hari Rabu
(5/9/2018) melansir dari liputan6.com yang bertajuk Jokowi: Pelemahan Rupiah
Akibat Faktor Eksternal yang Datang Bertubi-tubi.
Nah, gimana bros? Kaget enggak? Coba kamu bayangin aja harga
ketoprak atau gado – gado seharga langit dan bumi. Beeeh, warung pa’le bu’le
bangkrut tujuh turunan deh, wkwkwkwk. Itu cuman gambaran aja ya bros, tidak ada
niatan yang aneh – aneh dah.
![]() |
Kucing aja kepikiran, apalagi kita |
Akibat pelemahan Rupiah juga berimbas pada usaha mikro
produksi Tempe dan Tahu di beberapa tempat. Mengapa demikian? Karena kebanyakan
pengusaha menggunakan bahan impor seperti kacang kedelai yang otomatis
mengalami kenaikkan harga seiring dengan melemahnya Rupiah. Keuntungan yang
didapat pun tidak mengalami kenaikan melainkan hanya mendapat kerugian.
Pengusaha dituntut untuk berpikir dua kali agar biaya produksi dan harga
penjualan seimbang, dan jadilah Tempe dan tahu menjadi lebih kecil dari
biasanya.
Tidak hanya di sektor industri mikro, para pengusaha
industri makro pun terkena imbasnya. Akibatnya harga barang – barang pokok menjadi
sedikit mahal atau mahal beneran. Nah, mulai disini siapa yang rugi dan susah.
Oleh karena itu stabilitas ekonomi dalam negeri harus lebih baik atau
mendekati lebih baik supaya kita para rakyat yang hidup dan mati di Indonesia
tercinta ini tidak mati dalam kedaan negara mengalami krisis yang
berkepanjangan.
Bayangkan aja kita tinggal di Indonesia dalam keadaan makmur
sentosa walau hanya lima tahun, sebuah keindahan yang tak dapat tergantikan.
Oke bros, mohon maaf jika ana salah dalam mengetik dan menyampaikan berita curahan
hati ini karena ana kan juga manusia. Salah hilaf mohon maaf Assalamu A’laikum.
Byeeeeee
EmoticonEmoticon